Nama :
Chandra
Kelas :
2EA25
NPM :
11211609
Memandang
Kehidupan Seutuhnya
Manusia
seutuhnya harus bisa memandang kehidupan seutuhnya. Hidup ditandai perubahan,
mengandung penderitaan, terkondisi oleh kesaling bergantungan, sehingga segala
sesuatu yang muncul pada saat akan lenyap kembali. Karena itu kita harus realities,
seperti Buddha ajarkan. Tidak pesimis,
tidak optimis.
Orang
pesimis melihat segala sesuatu dari sisi buruk saja, ia hanya melihat adanya
maslah, tetapi tidak melihat adanya jalan utnuk mengatasi masalah. Sebaliknya orang
optimis melihat segala sesuatu selalu baik, bahkan jauh lebih baik dari yang
sebenarnya, berpengharapan berlebihan, tidak mau memperhitungkan kemungkinan
buruk yang akan terjadi, sehingga menjadi lengah terhadap segala resiko. Orang bijak
hendaknya mengambil mengambil jalan seimbang, yakni realistis. Kehidupan dan
masalahnya harus dipandang dari sisi realistis, memandang segala sesuatun apa
adanya, ada baik ada buruk, ada untung ada rugi.
Ibarat
memandang bunga mawar, orang oesimis akan mengatakan bahwa bunga mawar
sangatlah berbahaya, karena banyak duri tanjam yang siap melukai siapapun yang
berusaha memetiknya, sehingga ia tidak berani mendekati mawar, maka hilanglah
kesempatan baginya untuk menikmati keindahan dan keharuman mawar. Sebaliknya orang
optimis akan memandang mawar sebagai sesuatu yang sungguh indah dan harum,
pantas untuk di nikmati, tetapi ia meremehkan ketajaman duri mawar, sehingga
tidak waspada dan tertusuk oleh duri, sehingga jika ia ingin menikmati keindahan
dan keharuman mawar, ia akan memetiknya dengan hati-hati dan sudah
mengantisipasi atau siap menerima resikonya.
Dikutip dari : Buku
Pelajaran Agama Buddha EHIPASSIKO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar