Selasa, 23 April 2013

Memandang Kehidupan Seutuhnya



Nama   : Chandra
Kelas    : 2EA25
NPM    : 11211609

Memandang Kehidupan Seutuhnya

Manusia seutuhnya harus bisa memandang kehidupan seutuhnya. Hidup ditandai perubahan, mengandung penderitaan, terkondisi oleh kesaling bergantungan, sehingga segala sesuatu yang muncul pada saat akan lenyap kembali. Karena itu kita harus realities, seperti Buddha ajarkan. Tidak  pesimis, tidak optimis.
Orang pesimis melihat segala sesuatu dari sisi buruk saja, ia hanya melihat adanya maslah, tetapi tidak melihat adanya jalan utnuk mengatasi masalah. Sebaliknya orang optimis melihat segala sesuatu selalu baik, bahkan jauh lebih baik dari yang sebenarnya, berpengharapan berlebihan, tidak mau memperhitungkan kemungkinan buruk yang akan terjadi, sehingga menjadi lengah terhadap segala resiko. Orang bijak hendaknya mengambil mengambil jalan seimbang, yakni realistis. Kehidupan dan masalahnya harus dipandang dari sisi realistis, memandang segala sesuatun apa adanya, ada baik ada buruk, ada untung ada rugi.
Ibarat memandang bunga mawar, orang oesimis akan mengatakan bahwa bunga mawar sangatlah berbahaya, karena banyak duri tanjam yang siap melukai siapapun yang berusaha memetiknya, sehingga ia tidak berani mendekati mawar, maka hilanglah kesempatan baginya untuk menikmati keindahan dan keharuman mawar. Sebaliknya orang optimis akan memandang mawar sebagai sesuatu yang sungguh indah dan harum, pantas untuk di nikmati, tetapi ia meremehkan ketajaman duri mawar, sehingga tidak waspada dan tertusuk oleh duri, sehingga jika ia ingin menikmati keindahan dan keharuman mawar, ia akan memetiknya dengan hati-hati dan sudah mengantisipasi atau siap menerima resikonya.



Dikutip dari    : Buku Pelajaran Agama Buddha EHIPASSIKO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar